Endless love


Pengantar:

Halo, anak-anak. Mama sudah menulis tentang makna keberadaan kalian dalam kehidupan kami pada tahun 2001. Baca tentang Ananda di bawah pengantar ini.

Semuanya masih tetap begitu. Satu hal yang ingin Mama tambahkan. Kalian, adalah sesuatu yang berharga. Artinya, sebagai treasure tentunya kalian priceless. Kalian boleh pergi dari lingkaran kami, untuk memperluas lingkaran. Namun, ada satu syarat. Kami hanya akan menukar kalian dengan kebahagiaan sejati yang akan kalian peroleh. What we really ever care about is your happiness and we will fight for that for sure. Your happiness is our never ending prayer.

Mom (& Dad) - Jatiwarna - Saturday, January 13, 2007 – 17.55

ANANDA

Biarlah ibumu yang kalian sebut Mama berkisah
Karena ayahmu yang kalian panggil Papa tak banyak berpatah

Berawal dari ikrar Papa dan Mama untuk membina keluarga
Lalu kalian hadir dalam kehidupan kami, satu per satu dengan jeda waktu beberapa tahun. Bukan karena keinginan kalian, namun karena kehendak Allah Yang Maha Kuasa jua

Kami bahagia akan kehadiran kalian, meski sadar akan tanggung jawab yang diberikan Allah tidaklah ringan
Bukan hanya memelihara kalian agar tumbuh besar
Tapi ada wasiat di dalamnya untuk menjadikan kalian sebagai insan
yang iman dan ihsan. Kalian dicipta tidak hanya untuk memperbanyak jumlah umat, namun agar punya makna di dunia dan bahagia akhirat. Singkatnya manusia bermanfaat atau khairunnas.

Tugas dan tanggung jawab itu tidak semudah membalik tangan
Dan kami bangga mendapatkan tugas dan kepercayaan Allah
Seberapapun beratnya, karena kasihNYA jauh lebih nikmat

Ananda, kalian terlahir sebagai bayi sempurna
Ketika bayi, kalian hanya mampu menangis karena lapar atau haus, basah atau kotor. Tentu awalnya canggung dan tak jarang kami dibuat kebingungan.
Ketika kalian sakit, hati kami sedih bukan kepalang diiringi rasa cemas
Segala daya diupayakan bahkan kamipun rela mengorbankan hidup dan kehidupan kami.

Sejak kalian masih kanak-kanak bahkan hingga kini, kami berdua sering berdebat tentang pendidikan agar kalian tidak saja cerdas, pintar tetapi juga sehat mental atau jiwa. Tidak ada alasan untuk memanjakan sekalipun kalian mengalami sakit berat, atau karena posisi sebagai sulung maupun bungsu. Kami tidak ingin kalian tumbuh sebagai seorang yang manja, karena bisa dibayangkan betapa menyebalkan kelakuan kalian yang egois hingga kami yakin tak seorangpun akan mau berkawan dengan kalian.

Seandainya sakit tak dapat dilawan, prinsip kami hiduplah dengan penuh makna dan manfaat agar berakhir dengan rahmat serta berkah Allah
Akhirnya kami sepakat tak satupun dimanja
Sejak kecil kami menuntun kalian agar berjalan lempang
Ketika kalian belum bisa melihat, kami menjadi mata kalian dan kami terus menuntun kalian, membukakan mata kalian ‘tuk melihat dunia
Ketika kalian belum bisa berdiri, kami menjadi kaki kalian. Kami mengiringi langkah-langkah kalian, hingga kalian mampu berdiri sendiri bahkan berlari
Kami ibarat busur dan kalian anak panahnya yang sedang kami arahkan menuju sasaran yang tepat

Banyak nasihat kami yang kalian sebut omelan
Teguran yang kalian anggap kemarahan
Tegas, keras dan disiplin papun sebutannya
Semua mengiringi tumbuh kembang kalian
Hingga kalian siap ‘dilepaskan’

Belajarlah dengan baik, anakku
Karena masa depan milik kalian
Kami hanya mengantarkan menuju ke cita-cita kalian yang tergantung di langit
Bukan untuk kami, nak.. sama sekali bukan
Kami akan kembali kepadaNYA suatu saat kelak

Bergaullah dengan santun, anakku
Perilakumu akan terbawa hingga akhir hayat
Bukan juga untuk kami
Kalian bertanggung jawab atas hidup kalian

Kini langkah kalian telah panjang
Usia beranjak remaja bahkan dewasa
Kami mendidik kalian tidak seperti ketika kami dididik
dengan larangan dan hukuman keras ala tentara
Kalian tak pernah merasakannya karena tata nilai sudah berubah
Bahkan kalian bebas menegur dan mengingatkan kami
Kami berusaha menerimanya dengan lapang dada
Kami berusaha untuk mengerti
Meskipun usaha itu tak selalu berhasil

Kami mengakui bahwa kalian luar biasa
Kami sangat bangga dan mensyukuri karunia Allah swt ini
Tetapi tugas kami belum selesai untuk mendidik
Bukan karena kami tak mempercayai kalian
Perkembangan mental emosi kalian belum lagi sempurna
biarkan kami tegak kokohkan kaki, lenganmu, juga nuranimu
sampai kalian pantas dan kukuh lurus ketika dilepas dari busur
tertuju pada sasaran yang tepat

Usia remaja memang masa terindah sekaligus masa pemberontakan
Mungkin kalian terkadang merasa kami bukan orang tua yang tepat
Pelukan dan hiburan sebagaimana yang diberikan kawan tak dijumpai di rumah
Hingga kalian memilih lari dari ‘rumah’ mencari lingkungan teman
yang merupakan komunitas paling aman dan nyaman

Kelak kalian akan tahu
Siapa yang akan senantiasa mengasihi kalian setulusnya
Siapa yang akan ada di saat sedih dan duka
Saat teman kalian sibuk dengan urusan mereka
Saat ini mereka selalu bersama kalian karena mempunyai masalah yang sama
Tak apa, anakku kalian harus melalui semua ini hingga kalian dewasa dan tahu betul apa yang disebut baik dan benar

Kelak kalian akan jadi orang tua juga
Dan kalian akan merasakan bagaimana menyikapi perangai anak
yang berbeda satu dan lainnya
Bukan untuk memperbandingkan mana yang baik atau yang buruk
Perbandingan seyogianya perlu untuk menilai diri
Nobody’s perfect….. tak seorangpun sempurna

Dulu kami tak pernah bercita-cita jadi orang tua bawel dan menyebalkan
Bahkan kinipun selalu berusaha untuk memenuhi keinginan kalian
Meskipun seringkali gagal
Kita memang sedang belajar bersama
Karena kita tumbuh bersama dalam keluarga
Yang salah kita betulkan yang benar kita pertahankan

Tak ada satupun yang perlu lari menghindar
Kita semua harus belajar berani menerima
Kenyataan, kesalahan, kekalahan dan kemenangan
Dengan cara yang anggun dan berwibawa
Kemarahan hanya akan saling menyakiti hati kita

Anakku, kami tak pernah ragu akan kasih sayang kalian terhadap kami
Meskipun kasih sayang kalian hanya sepanjang badan
Kami bangga atas usaha kalian untuk menjadi yang terbaik
Kami ikut senang bila kalian gembira, kami lebih sedih ketika kalian kecewa

Kebahagiaan kalian selalu menjadi cita-cita kami

Kekhawatiran kami adalah wujud kasih sayang
Alangkah pedihnya hati kalian bila kami tak peduli dengan polah tingkah serta sepak terjang kalian benar atau salah
Tahukah kalian di luar diri kalian begitu banyak bahaya mengintai
Yang siap menerkam kalian saat lengah atau teledor
Kami melihat dengan mata tua kami dan mengingatkan

Anakku, jaman sudah berubah dan tata nilai berubah pula
Kalian tak perlu tahu apa yang kami rasakan sesungguhnya
Karena tak selayaknya kami mengeluh pada kalian
Kalian bukan tempat kami bergantung
sebaliknya tempat kalian bergantung adalah kami
yang menerima mandat dari Allah swt

Kalian tak perlu bercita-cita untuk kami
Kami tak meminta kalian untuk membalas kami dengan kesempurnaan
Karena akan teramat sangat berat dan tak mungkin dapat kalian lakukan
Kami yang dibebani kewajiban sebagai orang tua
Kalian sebagai anak punya hak atas pengasuhan dan kasih sayang dari kami
Kewajiban kalian yang terpenting adalah bersyukur kepada Allah dengan cara yang patut dengan memberikan yang terbaik dari dirimu kepadaNYA yang telah menganugerahimu kehidupan yang terbaik

Kalian memang anak kami tapi bukan milik kami
Kami memang mengasihi kalian tetapi kalian punya kehidupan
Tentukanlah masa depanmu sejak sekarang
Bila salah melangkah, hidupmu tak ada manfaat bahkan tak ada berkah

Kami tidak akan selamanya ada di antara kalian
Biarkan saat ini kami ‘menyentuh’ kalian secara nyata
Semua ada saatnya, anakku
Tidak satupun yang kekal kecuali DIA Yang Satu


Mama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Microbiome and Gut Dysbiosis

End year thought